Aku Mencintaimu Hari Ini, Esok dan Seterusnya Karena Allah

Saat detik berdetak, jam bergulir menjadi hari dan hari melaju menjadi sebuah episode kehidupan. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengukir kenangan. Beribu jejak telah digoreskan dalam kanvas perjalanan persaudaraan kita. Tawa yang telah menjelma menjadi asa. Luka telah berganti menjadi kerinduan yang menggebu.

Bersamamu bukan berarti tak ada salah yang terjadi. Satu bahkan seribu salah mengisi jejak perjalanan. Tapi itu sebuah cerita yang harusnya mengingatkan kita akan kehadiran-Nya. Kembali bangkit dari kesalahan itu dan bergenggaman tangan berlari menuju ampunan-Nya. Bersama, bukankah lebih baik?

Terlalu banyak warna yang telah kau lukis saudariku… Bahkan langit hati ini telah ramai dengan berbagai warna layaknya pelangi. Benderang seperti mentari. Gemerlap layaknya gemintang di gelapnya malam. Sungguh tak mudah menghapus itu semua..

Jika Allah menginginkan episode lain dalam cerita persaudaraan kita, maka itu bukanlah sebuah perpisahan. Hanya sebuah episode untuk menata diri dan menumpuk cinta karena-Nya. Agar kelak bertemu kuntum ukhuwah itu akan kembali bermekaran dan semerbaknya memenuhi langit surga.

Biarlah raga ini terpisah sementara. Namun, hati ini terikat dalam setiap doa robithoh yang terucap. Biarlah jasad ini tak bersua, namun doa-doa kudus kita berpelukan di ‘arsy-Nya. Sebuah ekspresi rindu yang tak terperi.

Sungguh aku mencintaimu Saudari tercintaku Dea Nadila.. Di bulan Mei tiga tahun lalu kita memulai cerita, maka aku tak ingin di bluan Mei tahun ini cerita ini berakhir. Tak pernah ingin. Selamat hari persaudaraan kita ukhti sayang…

Sebait lagu “kiseki”  ini semoga dapat sedikit mewakili sejuta rasa ini.

Ashita kyou yori egao ni nareru
Kimi ga iru dake de sou omoeru kara
Nanjuunen nanbyakunen nanzennen
Toki wo koeyou
Kimi wo ai shiteru

(Esok aku akn lebih tersenyum dari hari ini..
Karena dengan bersamamu lah aku dapat merasakan hal seperti itu..
Mari kita lewati waktu bersama..
Meski puluhan tahun, ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun..
Karena aku mencintaimu..)

memory

Serenade Barakah #16

Suamiku, saat tanganmu menjabat hangat tangan ayahku

Dan ikrar yang mengguncangkan bumi telah terucap

Maka janji untuk hidup bersama telah dimulai

Saat itulah engkau akan menemukan kekurangan-kekuranganku

Karena aku tak secerdas ‘Aisyah, tak semulia Khadijah, tak setangguh Hajar

Aku hanyalah perempuan akhir zaman yang berusaha shalihah

Sungguh kehadiranmu akan melengkapi aku

Karena engkaulah pemenuh separuh napasku

Separuh agamaku…

nikaaaaah

Serenade Barakah #15

Seusai rerintik hujan di senja ini, terpikir sejenak tentang sebuah episode yang sedang dirancang. Berharap seindah kasih yang terjalin atas cinta pada-Nya. Semerdu rerincik alunan telaga kautsar. Sesemerbak bunga di tetaman surga. Semuanya menggantung di langit asa. Satu episode bernama walimah. Merancangnya sedemikian rupa hingga dapat mendentingkan serenade barakah.

Mari bermula dari titik nol perlunya episode ini dirancang. ““Untuk satu pengantin—–dalam riwayat lain–: sepasang pengantin— harus diadakan walimah.”” (HR Ahmad, Thabrani, Ath-Thahawi). Pada episode inilah saat kaum kerabat berkunjung pada pengantin yang baru saja mengucapkan janji setia dalam akad nikah untuk mendoakannya. Berharap setiap hidangan yang tersaji dapat dinikmati oleh orang-orang yang bertakwa agar barakah menyertai. Semoga ada warna barakah dalam setiap hiasan. Ada doa yang semerbak aroma di langit-langit cinta.

Segala harapan itu tentunya harus diikuti dengan ikhtiar yang optimal. Komunikasi yang ma’’ruf dengan keluarga. Tegas dalam mengomunikasikan setiap hal yang berkaitan syariat. Berusaha menghilangkan segala ritual yang bernuansa kemusyrikan. Tentang hitung-hitungan tanggal, ritual adat yang bertentangan syariat, dan simbol-simbol yang merapat pada thiyarah (merasa akan bernasib sial atau baik karena suatu hal). Berharap dengan sangat agar ritual itu tak pernah ada dalam walimah ini. Berdoa dan memohon perlindungan pada-Nya agar dijauhkan hal-hal yang melanggar syariat. Memohon agar saat walimah Allah mengalihkan hujan ke tempat lain yang membutuhkan, agar tak ada ritual-ritual menghentikan hujan. Mohon doanya…

Penyajian hiburan seakan menjadi hal yang wajib dalam suatu walimah. Merancang dengan sedemikian rupa agar tidak melenakan. Perbincangan mengenai memang sedikit menyulut perdebatan yang alot. Tentang wacana menghadirkan hiburan yang sesuai syariat versus hiburan umum yang biasa disajikan yang rawan melanggar syariat. Saat perbincangan itu berlangsung hanya dapat berdoa, memohon pada-Nya agar menurunkan pertolongan-Nya. Sebuah permohonan yang terucap lirih dalam hati, dan kun fayakun salah seorang anggota keluarga berpendapat agar hiburan diserahkan pada saya. Semuanya sepakat. Alhamdulillah… Semoga tak muncul lagi niat untuk menyajikan hiburan yang melenakan.

Saat mendulang ilmu dari sebuah buku yang menjabarkan mengenai perayaan cinta, seketika hati ini mengucap lirih agar walimah kelak terhindar dari segala hal yang mubazir. Baik itu makanan, hiasan dan undangan. Sungguh Allah Maha Lembut. Atas kasih sayang-Nya Allah mengabulkan doa itu dengan mempertemukan dengan pengarajin tas sekaligus pemilik usaha percetakan, maka jadilah undangan berikut ini.

undangan

Kartu ucapan terima kasih itu pun kemudian disulap menjadi kartu berisi doa untuk kedua mempelai.

Photo-0959

Memberitahukan bagi yang belum tahu, mengingatkan bagi yang lupa, dan memantapkan bagi yang sudah hafal doa untuk pengantin yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Masih mengenai rancangan walimah. Merancang sedemikian rupa walimah agar tidak tercampurnya antara tamu laki-laki dan perempuan (ikhtilath). Rancangan ini pun tak terlepas dari tentangan keluarga. Pertimbangan keluarga yang  khawatir ini akan menjadi ‘omongan’ tetangga karena di luar kebiasaan di sini. Hakikatnya walimah adalah syiar Islam, berharap dari walimah inilah masyarakat dapat memahami mengenai walimah yang dicontohkan Rasulullah SAW. Kembali mengharapkan pertolongan Allah selama pembahasan hal ini berlangsung. Hal ini sebelumnya telah disampaikan pada bibi saya, akhirnya Allah memberikan pertolongan melalui bibi saya itu. Bibi saya membantu menjelaskan konsep hijab yang akan dipakai, insya Allah tidak akan mengurangi estetika. Semoga dapat terlaksana hingga hari H.

Berpenampilan cantik pada hari bahagia merupakan keharusan. Namun, berpenampilan cantik itu tak harus berhias berlebih hingga menyerupai perilaku wanita jahiliah. Oleh karena itu, mengomunikasikan riasan dengan juru rias merupakan hal yang penting. Misalnya, kerudung harus menutup dada, riasan tak berlebihan dan alis tidak dicukur. Setelah mengomunikasikannya dengan baik semoga Allah ridho atasnya dan menjauhkan diri kita dari laknat-Nya. ““Allah melaknat wanita-wania yang menato, wanita-wanita yang minta ditato, wanita-wanita yang menyambung rambut, wanita-wanita yang mencukur bulu alis, wanita-wanita yang minta dicabut bulu alisnya, dan wanita-wanita yang minta direnggangkan (dikikir) giginya agar terlihat bagus karena mereka telah mengubah ciptaan Allah.”” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi)

Merancang walimah yang barakah ini semoga mengundang keridhoan-Nya. Semoga sejak malam telah mencapai sepertiganya, munajat terus dilangitkan mengundang kejora barakah yang siap dibumikan. Fajar pun merekah, menunjukkan rona barakah yang kelak mengulaskan warna di langit cinta. Kesejukan tak luput menyapa hati yang bergetar, menyiapkan perjanjian teguh itu dilontarkan. Semoga detak kebarakahanlah yang memudahkan lisan itu berucap. Kehangat mentari pun menari dalam jiwa yang sakinah dalam bahagia yang berbingkai barakah. Sebuah perayaan cinta yang bernadakan serenade barakah. Allahummaamiin. Semoga. Semoga. Mohon doanya.

cover YnH sakura 2 frame anime 1

Twittologi #selfimprovement

1. Merasa sholih itu berarti belum sholih

2. Merasa baik itu (bisa jadi) belum baik

3. Merasa pandai itu (sepertinya) belum pandai

4. Pandai merasa, bukan merasa pandai. Begitu kata ibu Sri Nurhidayah 🙂

5. Sesungguhnya pujian itu ujian

6. Pujian–>Ujian “pandai merasa” bahwa sesungguhnya Allah Yang Maha Rahiim sedang menutupi aib-aib kita

7. Never ending road to

8. Karena hidup adalah proses untuk selalu lebih baik 🙂

Serenade Barakah #14

Sebuah hadits yang menyentuh dan tetiba pandangan ini buram saat membacanya.

“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Aku membagi shalat menjadi dua bagian antara Aku dan hamba-Ku. Dan bagian hamba-Ku, apa yang dia minta. Kalau seorang hamba mengucapkan, “Alhamdulillaahi Rabbil’alaamiin,” maka Allah Ta’ala menjawab: Hamba-Ku memuji-Ku. Jika sang hamba mengucapkan, “Ar-Rahmaanir Rahiiim,” maka Allah menjawab: Hamba-Ku menyanjung-Ku. Jika sang hamba mengucapkan, “Maaliki yaumid diin,”, maka Allah menjawab: Hamba-Ku mengagungkan-Ku. Ketika sang hamba mengucapkan, “Iyyaakana’budu wa iyyaaka nasta’iin,” Allah menjawab: Inilah antara Aku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Ketika sang hamba mengucapkan, “ihdinash shiraathal mustaqiim, shiraathaladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi’alaihim wa ladhdhaalliin,” maka Allah menjawab: Inilah untuk hamba-Ku. Dan bagi hamba-Ku, apa yang ia minta.” (HR Muslim, Mukhtasar Shahih [85:281])

Hadits di atas menunjukkan sebuah dialog antara kita dengan Allah saat kita shalat. Dialog yang mungkin tak pernah kita sadari. Begitu Maha Dekatnya Allah, merespon sesuatu yang terucap lirih bahkan gemersik hati sekalipun. Sebuah komunikasi yang terjalin antara Rabb dan hamba-Nya. Begitu mesra dan luar biasa.

Begitu pula dalam sebuah proses menuju dan setelah pernikahan. Komunikasi akan menjadi urat nadi dalam setiap jejak episode kehidupan. Menjalin komunikasi yang sehat itu adalah harga mati dalam sebuah hubungan yang akan dijalin ataupun sudah dan sedang dijalin. Tanpanya akan banyak prasangka yang membahayakan.

Kelak, bukan dia dan aku, tapi kita. Kita itu artinya menyatukan dua aku yang berbeda. Perbedaan yang sangat jauh, mungkin sejauh Mars dan Venus. Begitulah John Gray Ph.D mengibaratkan. Sebeda dua makhluk dua planet yang jauh berbeda.

Serenade Barakah #13

Seringkali pertanyaan mengenai keyakinan itu muncul. Bagaimana bisa kita yakin akan merenda hidup bersama dengan orang yang tidak begitu kita kenal? Bagaimana bisa yakin jika dialah yang terbaik untuk kita? Kerap kali lidah ini kaku untuk menjelaskan suatu gejolak keyakinan pada mereka yang bertanya. Kadang tak sempurna jawaban-jawaban itu dilontarkan. Hanya satu yang lancar disampaikan, yakinlah ukhti.. Allah itu Maha Lembut, Maha Mengetahui Segala Isi Hati. Percaya itu. Selebihnya?

Mari kita mulai dari hulu. Keyakinan untuk menggenapkan separuh dien itu tidak muncul begitu saja. Ia muncul atas himpunan ilmu yang terserak pada kajian, pengalaman hidup, nasihat dan harapan. Maka saat memunculkan niat itu pilihlah telaga niat yang bening tak bercela. Bening dari ego diri. Bening dari niat selain ibadah pada-Nya. Bening dari selain Allah muaranya.

IMG_3083

Berlanjut di perjalanan. Gelombang, riak, dan alunan sendu akan ditemukan. Maka jalanilah dengan cara yang baik, tak mengeruhkan beningnya niat. Ikuti alur yang dicontohkan Sang Qudwah agar barakah merekah indah. Tambatkan segala harapan pada-Nya. Menambatkan hati pada-Nya ketika berikhtiar memperkaya diri dengan ilmu. Menambatkan hati ketika membaca profil calon pendamping hidup. Mengencangkan tambatan ketika menentukan keputusan atas pilihan yang ada. Menguatkan tambatan melalui sujud istikharah cinta. Men-zero-kan diri dari segala sesuatu selain Allah. Biarkan Allah membisikan jawabannya pada nurani kita.

Selanjutnya? Jagalah kebeningan hati atas gejolak yang meronta-ronta jiwa. Jagalah ia agar tak ternoda karena melalui hatilah petunjuk Allah itu tersampaikan. Mohonkalah pada-Nya agar setiap kata yang terucap dan langkah yang terangkai itu selalu dalam bimbingan-Nya. Kuatkan, ikatkan, belitkan diri kita pada-Nya. Bersabar dan telaten lah melantunkan doa “Ya Allah, jika Engkau mengetahui urusanku ini baik untukku, untuk agamaku, penghidupanku, serta untuk hari penghabisanku, maka takdirkanlah dia untukku dan mudahkanlah (urusannya) untukku dan berkahilah dia untukku”.*

Setelah itu? Bersiaplah gelombang prahara yang akan menerjang. Menguji keteguhan. Bersiap siagalah badai hujan akan menderu. Menyucika jiwa yang belum bersih. Bersiaplah.. Karena kita tidak pernah tahu di hilir akan seperti apa

*potongan doa sholat istikharah

Serenade Barakah #12

Sebuah langkah untuk merayakan cinta baru saja dijejakkan. Selaksa niat untuk melanggengkan barakah mulai digoreskan. Semoga langit hati ini tetap bersih dari setiap warna selain warna-Nya. Serenade barakah itu (semoga) siap mengalun di langit hati dan melesat di ‘arsy-Nya.

Undangan YnH sakura content 042

Serenade Barakah adalah sebuah catatan perjalanan menjemput barakah. Memulai dengan cara yang baik, menikmati proses yang baik pula dan mengakhiri dengan perayaan cinta. Perayaan yang semoga bisa mendentingkan serenade barakah. Lantunan barakah yang mengalun seindah serenade. Semoga. Mohon doanya.

*serenade: serenade (or sometimes serenata) is a musical composition, and/or performance, in someone’s honor. Serenades are typically calm, light music

*barakah: berasal dari jiadatul khoir atau bertambahnya/berkembangnya kebaikan

                                                                                                               Tertanda,

cover YnH sakura 1 bird anime 1

Dia #3 yang Tetap Ada di Hati

Panas terik kemarin mengingatkan catatan perjuangan partai dakwah. Ya, partai yang berisi orang-orang yang telah menginfakkan dirinya untuk dakwah ilallah. Langka-langkah yang mereka ciptakan adalah jejak perjuangan seorang mujahid. Tujuan atas pertemuan-pertemuan mereka adalah untuk menegakkan kalimat Illahi semata. Pengorbanan yang mereka goreskan hanyalah untuk menunaikan amanah dan janji. Itulah mereka mujahid dakwah yang terhimpun dalam partai ini.

Cuaca yang menyengat kemarin menderukan suara hati. Cacian, cibiran, hujatan dan makar yang ditujukan pada mereka sungguh tak sedikitpun menggentarkan azzam mereka. Seandainya para pencibir itu tahu bahwa ummat ini lebih mereka cintai dibandingkan diri mereka sendiri. Seandainya para pencaci itu tahu bahwa yang dibicarakan sepanjang hari dan malam-malam mereka adalah kesejahteraan ummat ini. Seandainya para penghujat itu tahu bahwa yang mereka rindukan hanyalah tegaknya dien ini, bukan harta, tahta dan wanita seperti yang mereka prasangkakan.

Ya, itulah mereka mujahid dakwah yang terhimpun dalam partai bernomor 3 ini. Kelak panas yang membahana, debu lapangan yang menderu, dan pantulan-pantulan takbir yang melangitlah yang akan menjawab mengapa partai dakwah ini senantiasa ada di hati.

Photo-0943

Jadilah Luar Biasa untuk Dakwah Ini!

Bahwasanya dakwah adalah laboratorium keimanan. Akan banyak ditemukan berbagai bentuk ujian keimanan dari-Nya. Diri sendiri yang sulit untuk dikendalikan, objek dakwah yang nyeleneh atau bahkan rekan dakwah yang kurang kooperatif. Hadapilah! Sejatinya, itu adalah ujian keimanan.

Jika kita dipasangkan dengan rekan yang biasanya saja (menurut manusia) maka jadilah orang yang luar biasa untuk dakwah ini. Jika kita dipasangkan dengan rekan yang luar biasa maka belajarlah menjadi luar biasa dari rekan kita tersebut. Hakikatnya, kehidupan ini adalah proses belajar yang panjang.

Himpunlah setiap irama langkah dakwah untuk membentuk orkestra hikmah yang tak terperi.

                                                                                  dedicated to my dearest sister: Nita 🙂

Pengajar: Menjadi Inspirasi Tak Bertepi *catatan perjalanan mengajar

Mengajar itu proses panjang untuk kembali belajar. Tanpa adanya semangat untuk belajar, maka kita bisa-bisa ‘mati gaya’. Apalagi kasusnya anak yang diajar adalah orang yang mempunyai ketertarikan pada bidang ilmu tertentu. Mereka akan sangat excited pada apa yang diajarkan, sehingga jika apa yang diajarkan di bawah ekspektasi, anak tersebut akan sangat kecewa.

Itulah pelajaran berharga selama menjadi pengajar di ekskul Science Club SDN Bantarjati 9.  Anggota ekskul ini adalah anak-anak yang bersemangat dan kritis. Kalau tidak dikendalikan, bisa-bisa pengajar tidak akan sempat berbicara karena begitu aktifnya mereka bertanya dan berpendapat. Melihat karakter mereka, saya coba arahkan pada percobaan sederhana berikut ini.

Membuat eksperimen tornado dari botol berisi air dan sabun pencuci piring. Sederhana tapi membuat mereka antusias belajar peristiwa alam.

Photo-0947Membuat simulasi keluarnya lahar saat peristiwa gunung berapi dengan mencampurkan baking soda dengan cuka.

Photo-0949Rasa lelah usai mengajar bisa terbayar dengan tawa lepas dan semangat mereka belajar. Menjadi seorang guru tak hanya bertugas untuk mentransfer ilmu, tapi juga mentransfer nilai dan menjadi inspirasi tak bertepi. Semangat  inspirator muda!

Photo-0950