Blog Archives

Serenade Barakah #13

Seringkali pertanyaan mengenai keyakinan itu muncul. Bagaimana bisa kita yakin akan merenda hidup bersama dengan orang yang tidak begitu kita kenal? Bagaimana bisa yakin jika dialah yang terbaik untuk kita? Kerap kali lidah ini kaku untuk menjelaskan suatu gejolak keyakinan pada mereka yang bertanya. Kadang tak sempurna jawaban-jawaban itu dilontarkan. Hanya satu yang lancar disampaikan, yakinlah ukhti.. Allah itu Maha Lembut, Maha Mengetahui Segala Isi Hati. Percaya itu. Selebihnya?

Mari kita mulai dari hulu. Keyakinan untuk menggenapkan separuh dien itu tidak muncul begitu saja. Ia muncul atas himpunan ilmu yang terserak pada kajian, pengalaman hidup, nasihat dan harapan. Maka saat memunculkan niat itu pilihlah telaga niat yang bening tak bercela. Bening dari ego diri. Bening dari niat selain ibadah pada-Nya. Bening dari selain Allah muaranya.

IMG_3083

Berlanjut di perjalanan. Gelombang, riak, dan alunan sendu akan ditemukan. Maka jalanilah dengan cara yang baik, tak mengeruhkan beningnya niat. Ikuti alur yang dicontohkan Sang Qudwah agar barakah merekah indah. Tambatkan segala harapan pada-Nya. Menambatkan hati pada-Nya ketika berikhtiar memperkaya diri dengan ilmu. Menambatkan hati ketika membaca profil calon pendamping hidup. Mengencangkan tambatan ketika menentukan keputusan atas pilihan yang ada. Menguatkan tambatan melalui sujud istikharah cinta. Men-zero-kan diri dari segala sesuatu selain Allah. Biarkan Allah membisikan jawabannya pada nurani kita.

Selanjutnya? Jagalah kebeningan hati atas gejolak yang meronta-ronta jiwa. Jagalah ia agar tak ternoda karena melalui hatilah petunjuk Allah itu tersampaikan. Mohonkalah pada-Nya agar setiap kata yang terucap dan langkah yang terangkai itu selalu dalam bimbingan-Nya. Kuatkan, ikatkan, belitkan diri kita pada-Nya. Bersabar dan telaten lah melantunkan doa “Ya Allah, jika Engkau mengetahui urusanku ini baik untukku, untuk agamaku, penghidupanku, serta untuk hari penghabisanku, maka takdirkanlah dia untukku dan mudahkanlah (urusannya) untukku dan berkahilah dia untukku”.*

Setelah itu? Bersiaplah gelombang prahara yang akan menerjang. Menguji keteguhan. Bersiap siagalah badai hujan akan menderu. Menyucika jiwa yang belum bersih. Bersiaplah.. Karena kita tidak pernah tahu di hilir akan seperti apa

*potongan doa sholat istikharah

Untuk melewati …

Untuk melewati badai kita harus terus berjalan, dan untuk terus berjalan hanya ada dua hal yang harus terus kita bawa, keyakinan dan cinta (Buya HAMKA dalam Di Bawah Lindungan Ka’bah)