Apapun Yang Terjadi Aku Tetap Mengajar #aytatm

Memulai hari sejak 6.15, 6.30 sudah mulai tilawah jama’i bersama guru Al-Ittihad lainnya. Tepat pukul 7 mempersiapkan peralatan untuk mengajar. Pukul setengah 8 bersiap menyambut sebelas ‘anak kembar’ titipan orang tuanya. Berbeda orang tua, berbeda lingkungan, berbeda karakter. Sebelas anak yang akan diajar, sebelas cara juga untuk merangkul mereka. Tak heran jika segenap energi dikerahkan untuk membimbing mereka dalam klasikal lingkaran, memastikan mereka mematuhi peraturan, mengejar salah satu dari mereka yang bosan di kelas, membimbing belajar membaca, menyanyi, (tak jarang juga ikut) menari keliling kelas untuk membuat suasana hidup, membimbing makan, dan memastikan mereka dijemput oleh orang yang tepat.

Tepat pukul 10.40. Terduduk lemas dengan keringat menderas. Baru terasa sakit kepala yang merajam. Penaaaat sekali rasanya… Huaaah… Menghela napas dalam dan beristighfar lirih, kemudian bangkit meneruskan pekerjaan yang belum selesai. Merapikan ruangan yang porak poranda dengan ‘kreativitas’ sebelas ‘anak kembar’ yang baru saja dijemput orang tuanya.

Memutar kembali ingatan sejak tadi pagi hingga sekarang membuat saya mengerti satu hal, mendidik anak dengan baik itu bukan hal yang mudah dan inilah cara Allah mendidik saya. Itulah yang menguatkan saya untuk terus belajar mendidik mereka dengan tepat.

Meski lelah sering menghinggapi raga, penat menerjang jiwa, dan putus asa melemahkan azzam. Namun, senyum cerah generasi emas membuat semangat kembali membara. Jadi, apapun yang terjadi aku tetap mengajar #aytatm

Photo-0943

Marry Your Daughter

Brian Mcknight

Sir, I’m a bit nervous
About being here today
Still not real sure what I’m going to say
So bare with me please
If I take up too much of your time.
See in this box is a ring for your oldest.
She’s my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Cause very soon I’m hoping that I…

Can marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me ’til the day that I die, yeah
I’m gonna marry your princess
And make her my queen
She’ll be the most beautiful bride that I’ve ever seen
I can’t wait to smile
When she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

She’s been here every step
Since the day that we met
(I’m scared to death to think of what would happen if she ever left)
So don’t you ever worry about me ever treating her bad
I’ve got most of my vows done so far
(So bring on the better or worse)
And ’til death do us part
There’s no doubt in my mind
It’s time
I’m ready to start
I swear to you with all of my heart…

I’m gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me ’til the day that I die, yeah
I’m gonna marry your princess
And make her my queen
She’ll be the most beautiful bride that I’ve ever seen
I can’t wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

The first time I saw her
I swear I knew that I’d say I do

I’m gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me ’till the day that I die
I’m gonna marry your princess
And make her my queen
She’ll be the most beautiful bride that I’ve ever seen
I can’t wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

Nice video:

Rindu Aku padamu, Serindu Doa pada-Nya

Sejenak membuka-buka kembali buku pelajaran Bahasa Indonesia, serasa terlempar pada episode beberapa tahun yang lalu. Saat di mana saya begitu tergila-gila dengan sastra. Saat diberikan amanah menjadi ketua Sanggar Bahasa dan Sastra (Sang Bahtera) saat SMA. Saat begitu sukanya berkutat dengan Majalah Horison. Bernostalgia dengan penulis-penulis yang dikagumi, seperti Chairil Anwar, Taufiq Ismail dan WS Rendra. Rindu…

Inilah potongan rindu akan karya penulis yang saya kagumi karyanya.

DOA
   kepada pemeluk teguh

                                                                                karya: Chairil Anwar

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943

Endless Learning *Catatan perjalanan mengajar

Pertama kali bersua langsung jatuh cinta. Keceriannya menebarkan benih bahagia. Gelagat manjanya menyemai tunas rindu. Itulah mereka anak-anak sholih/ah di kelas A1 RA Al-Ittihad. Pertemuan pertama yang membuat yakin untuk menerima tawaran mengajar mereka.

Hari kedua mengajar pun tiba. Tanpa ada persiapan yang berarti dan melupakan satu hal yang sangat penting. Saya di sana bukan hanya untuk bermain dengan mereka tetapi juga mendidik mereka. Pengalaman yang belum memadai pun membuat sedikit kewalahan menghadapi mereka. Menghadapi sepuluh anak dengan sepuluh karakter dan sepuluh tingkah yang berbeda benar-benar menguji kesabaran. Terlebih ada gangster anak kelas B yang sering ‘mengacau’ di kelas A. Al-hasil kelas tak hanya gaduh dengan suara teriakan dan tangisan, tapi juga berantakan dengan barang-barang yang jelas lagi susunannya.

Tepat pukul 10.30 anak-anak sudah dapat kembali ke rumahnya masing-masing. Sambil merapikan kembali ruangan, saya memutar kembali ingatan mengajar dari pagi hingga siang. Huaaah… cukup lelah juga. Setidaknya rasa lelah yang mendera ini mengingatkan bahwa mendidik anak itu bukanlah hal yang mudah.

Satu persatu permasalahan saya uraikan dan mencoba mencari solusinya.

1. Hilangkan semua barang yang akan menimbulkan kekacauan, misalnya sapu  yang sering dijadikan  sempoa yang sering dijadikan sepatu roda.

2. Amankan para troublemaker, pedekate dengan anak yang sering ‘numpang berantem’ di kelas.

3. Mulai tanamkan disiplin pada anak. Misalnya, masuk kelas sepatu harus dibuka, membudayakan antri saat mencuci tangan, dan makan hanya diperbolehkan saat jam istirahat.

4. Mulai merajut kedekatan dengan mereka dan membuat suasana belajar menyangkan. Al-hasil setiap hari saya harus mencari ide belajar yang menyenangkan. Mulai dari boneka jari untuk belajar huruf hijaiyyah.

Photo-0897 (2)Boneka jari bernama Bona si Gajah, Keroppi si Kodok, dan Meong di Macan itu menemani mereka belajar dan cukup menarik perhatian mereka. Selain itu, boneka ini membantu saya membuat mereka untuk mengikuti aturan main dalam belajar.

Belajar mengenal huruf latin dengan main raja dan ratu untuk menarik minat belajar.

Photo-0913

Bermain warna dan bentuk untuk memperkenalkan huruf. Pola huruf sengaja diletakkan di board yang ada di depan kelas untuk meningkatkan rasa percaya diri dan inisiatif.

Photo-0917Pelajaran berarti dari semua kegiatan mengajar ini adalah sejatinya menjadi seorang pendidik itu adalah menjadi pembelajar sejati.

Serenade Barakah #11

Sekiranya seruan ini dapat menjelma menjadi angin biarlah ia berhembus ke setiap hati para pejuang menelusup ke dalam bagian yang paling putih menjaganya supaya tetap bersih dan suci agar senantiasa hadir keperkasaan yang selalu mampu menantang kelemahan agar senantiasa tertorehkan catatan emas hingga senantiasa jaya Islam dan kaum Muslimin.

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. 

Karena, pernikahan bukan tempat di mana idealisme terkubur tanpa peti dan cita-cita tinggi kehabisan anak tangga. Semoga kelak pernikahan yang dibangun seperti rumah tangga Abdurrahman bin Abu Bakar, rumah tangga yang dibangun di atas cinta yang sehat. Cinta yang dengan pas meletakkan prioritas. Cinta kepada istri yang tidak menumpulkan semangat berjihad dan berdakwah. Panggilan Allah untuk mendakwahkan Diin ini begitu jelas, menuntut respon kilat dari jiwa mukmin sejati.

Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati kami ini telah berkumpul karena cinta kepada-Mu, bertemu karena taat kepada-Mu, bersatu karena dakwah-Mu, dan saling mengikat janji untuk membela syariat-Mu. Karena itu, kuatkanlah ikatan kesatuannya, kekalkanlah kecintaanya, tunjukilah jalannya, penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup. Lapangkanlah dadanya dengan pancaran iman kepada-Mu dan tawakal yang baik kepada-Mu. Hidupkanlah ia dengan mengenal-Mu dan matikanlah dengan meraih syahadah di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya Alloh, kabulkanlah permohonan kami ini. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami, Muhammad SAW, juga segenap keluarga dan sahabatnya.

*disarikan dari buku Baraakahllahu Lakaa Bahagia Merayakan Cinta, Salim A. Fillah

Serenade Barakah #10

Sesaat biarlah prahara itu memudarkan bianglala. Mengundang beribu prajurit hujan menggempur keteguhan azzam dengan derunya. Biarlah, agar hati ini selalu terjaga akan kehadiran-Nya, untuk kemudian menancapkan fondasi keikhlasan akan skenario-Nya. Karena kita tak pernah tahu akhir cerita ini berlabuh di mana. Dan kita tak akan pernah tahu serenade itu akan mengalun kapan. Sekalipun beribu langkah telah tercipta. Bahkan saat kidung munajat kerap kali dilangitkan.

Lalu?

Panjatkanlah munajat pada-Nya agar memperbaiki iman yang (mungkin) telah usang. Terkoyak beribu noktah dosa. Mohonlah limpahan maghfirah yang mensucikan jiwa. Rengkuh maghfirah-Nya. Dekap erat keimanan.

Karena,

Harapan tanpa iman

adalah kekecewaan yang menunggu waktu

Kebahagiaan tanpa barakah

bagai bayang-bayang tanpa cahaya*

*dikutip dari buku Baarakallaahu Laka Bahagia Merayakan Cinta, Salim A. Fillah

Nasi Liwet VS Pizza, Pilih Mana?

Rerintik hujan di pagi hari seakan bersenandung menyanyikan lagu selamat datang hari kedua bulan Februari. Langit berlatarkan warna kelabu. Tapi selalu ada yang indah setelahnya bukan? Begitu pula dengan hari ini. H+1 akad nikah sepupu dilanjutkan dengan liwet party (waduh istilah lama yang tak digunakan ^,^) bersama keluarga. Bagi kami (orang Sunda) ngeliwet itu bukan hanya ‘acara santap-menyantap biasa’ tapi juga sarana untuk mengakrabkan satu sama lain. Cara menyantapnya pun berbeda, tidak di piring tapi di atas daun pisang yang digelar di lantai. Kurang lebih seperti di foto inilah.

Photo-0872

Tak lupa ada juga salad ala Sunda alias lalapan.

Photo-0870

Begitu nasi liwet dkk semua keluarga berkumpul, menempati posisi nyaman untuk menyantapnya. Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya hidangan itu tandas. Wuiiih.. menyenangkan bisa berkumpul, berbagi dan bercerita bersama keluarga.

Masih di hari yang sama, namun waktu berbeda saya bersama sepupu diajak pengantin baru jalan. Katanya sih ada traktiran spesial setelah melepas masa lajang mereka. Ternyata kami diajak ke tempat makan yang menyajikan makanan Italia. Tralalala~ makan, makan… Menu yang dipesan adalah pizza chicken black paper

Photo-0883 chicken teriyaki, salad dan cold frappe (kalo ngga salah inget -.-).

Photo-0885

Photo-0879Lima menit pertama masih semangat menyantap salad. Lima menit kedua mulai menyantap pizza, udah agak perlahan makannya. Lima menit ketiga, dengan agak terpaksa mulai menyicip chicken teriyaki. Lima menit keempat masih ada sisa-sisa, perut udah full banget. menatap satu persatu hidangan itu dengan nelangsa, kemudian bertatapan satu sama lain. Mimik muka semuanya sama, nelangsa karen kekenyangan… Terus ketawa bareng. Jadi enakan liwet atau pizza? tanya saya spontan. “Liwet lah… “. seru mereka kompak. Emang lidah Sunda kita udah paten kayaknya. Ngga bisa bohong.

 

Selaksa Barakah

Selaksa Barakah

Tergenapkan sudah separuh dien yang dulu belum sempurna. Barakallahu lakuma wabaraka’alaikuma wajama’a bainakuma fii khoir.. Perjuangan menuju pernikahan yang telah dilalui semoga menuai selaksa barakah-Nya dan (semoga) barakah itulah yang akan senantiasa ‘menghidupkan’ cerita episode pernikahan.

Senandung Jiwa: Setapak Sriwedari

Suara hati kita bergema melantunkan nada-nada

Melagu tanpa berkata

Irama hati kita bernada, merayu tanpa bicara

Melagu tanpa berkata seperti syair tak beraksara

Seperti puisi tanpa rima, seperti itu aku padamu*

Sebuah senandung yang menggema di jiwa. Meretas berbagai rasa. Menggema. Beresonansi dalam relung kalbu. Setapak Sriwedari~ Nanti..

*lagu Setapak Sriwedari-Maliq and D’Essentials

Japan Vocabulary (part 2)

Hi everyone… I want to share Japan vocabulary randomly. As usual I got it from dorama.  I’m glad if you want help me correct it 🙂

Nandemonai (何でもない):  nothingness; none; ain’t; nothing; not

Ikko or ikimashou: Let’s go!

Nanika (何か): 1. About what? 2. something

Doukana (どうかな): 1. what do you think? or how about …? 2. I wonder; I don’t know

Kakkoi: Cool

Sugoi kirei : amazing

Doshite (どうして): 1. What’s wrong? 2. why?; for what reason; how; in what way; for what purpose; what for

Daijobu: Please don’t worry

Kyou wa kaerimasu: I’m going home today

 O hisashiburi (desu) [おひさしぶり (です]: Long time no see

Atashi kanojo kiraino: I dont like her

Shitsurei shimasu (失礼します): Excuse me please (when disturbing someone)

O jama shimasu (お邪魔します): Sorry to bother you (said when entering a house)

Wakarimasu (わかります) : I understand

*Ribbon and Hamtaro said: Ja, mata ne… See you again 😀

hamtaro