Madurasa Fitkidz: Sahabat Anak Sehat di Segala Musim

madurasa

       Siapa yang tidak kenal dengan Madurasa? Bagi generasi 80 dan 90-an madu ini merupakan madu yang paling populer pada masa kecilnya. Begitupun dengan saya yang merupakan generasi milenial, Madurasa adalah madu pertama yang dikenal. Madu ini identik dengan memori masa kecil. Saat sore hari minum jamu gendong sambil nyemil Madurasa kemasan sachet. Madurasa ini terpatri dalam memori keceriaan dan keaktifan masa kecil yang indah.

          Kini saya adalah ibu dari tiga balita. Dua anak laki-laki balita saya sangat aktif dan gemar beraktivitas di luar. Beberapa kali saya jatuh bangun dalam memantau tumbuh kembangnya, memantau berat badan yang suliiit sekali dalam meningkatkannya, namun mudah sekali terjun bebas pasca sakit. Belajar dari itu, saya berkomitmen untuk menjaga imunitas tubuh anak saya dengan menjaga asupan gizinya.

     Menjaga asupan gizinya dengan senatiasa menyediakan makanan sehat di rumah, buah, sayur, protein hewani dan nabati serta sumber karbohidrat. Namun, terkadang semua itu tak berhasil masuk dalam tubuh anak karena anak biasa moody dalam hal makan, terebih anak kedua saya yang picky eater sekali alias pemilih. Saya mulai khawatir dengan pola makannya itu mengundah si stunting hadir.

      Baru-baru ini Madurasa mengeluarkan produk barunya berupa multivitamin untuk anak, dengan brand Madurasa Fitkidz. Multivitamin ini campuran dari bahan berkhasiat penuh manfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh, yaitu madu, vitamin B kompleks, temulawak, kurma, lysine dan vitamin C. Saat membaca komposisinya saya membayangkan anak saya belum tentu mau mengonsumsi semua itu satu persatu. Akhirnya saya putuskan mencobakannya ke anak-anak, dan voila mereka suka~ kalau tidak saya tahan-tahan satu botol ukuran 140 g itu bisa habis diminum berdua dalam sehari.

    Seperti yang dilansir pada website Madurasa, berikut manfaat bahan-bahan yang terdapat dalam Madurasa Fitkidz. Madu merupakan superfood yang berasal dari alam dengan berjuta khasiat, salah satunya mengandung antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas untuk menjada sel tubuh dari kerusakan. Vitamin C, menjaga daya tahan tubuh Anak. Phyllanthi adalah tanaman herba yang dikenal dengan meniran merupakan tanaman obat yang berperan untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh anak (immunomodulator). Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza mengandung bahan aktif kurkumin yang berfungsi sebagai anti peradangan yang akan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

      Superfood lain yang terkandung dalam multivitamin ini adalah sari kurma. Sari kurma dapat memperkuat daya tahan tubuh anak terhadap penyakit. Artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam Neural Regeneration Research menyatakan bahwa kurma bermanfaat dalam memediasi efek neuroprotective yang dapat melawan virus, mutasi gen dan obat yang memicu peradangan.  Lysine, EPA, DHA, membantu dalam masa pertumbuhan anak. Vitamin B Kompleks sebagai koenzim dalam mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi. Lebih lengkapnya cek di link ini ya https://www.madurasa.co.id/product/madurasa-fitkidz

        Kini mereka bisa berekspolasi tanpa worry di luar rumah karena imunitasnya terjaga dengan izin Allah. Perpaduan asupan gizi dari makanan dan multivitamin Fitkidz serta istirahat yang cukup membantu anak saya tetap happy di segala musim. Bermain hujan-hujanan atau bermain di lapangan terbuka pun tetap oke, seperti pada video berikut ini. Klik link youtube berikut untuk membuka videonya yaaa… Madurasa Fitkidz Sahabat Anak Sehat di Segala Musim

       Terakhir, sebagai seorang ibu pun terus berusaha mengasah, asih dan asuh agar tumbuh menjadi anak yang kuat dan berkembang secara optimal. Mengasah, yaitu menstimulasi kemampuan dan kecerdasan karunia Allah. Mengasuh, memfasilitasi mereka bermain sambil belajar, membatu mereka mengenal emosi, dan mengasuh gizi mereka dengan baik. Fitkidz membantu mengasuh gizi tambahan anak-anak hebat saya.

     Mengasihi, memberikan kasih sayang yang paripurna pun perlu dilakukan agar anak merasa diterima dan cerdas secara emosional. Mendoakan anak-anak agar sehat, cerdas, sholih juga bagian yang sangat penting dari peran sebagai ibu. Seperti halnya doa ibu untuk anak-anaknya yang tak mengenal musim, Madurasa Fitkidz pun sahabat anak sehat di segala musim. Anak sehat itu rezeki berharga sesuai tagline “Fitkidz, karena fit itu asyik!”

umar madurasa edit

In frame: Umar said: “Madurasa? Madunya berasa!”  Yuk cari tahu info mengenai Madurasa Fitkidz di sini: https://www.madurasa.co.id/product/madurasa-fitkidz

Revitalisasi Peran ibu dalam Menanam Benih SDM Unggul untuk Indonesia Digjaya

Indonesia adalah negara berkembang yang terus berupaya mencapai kedigjayaannya. Pegalaman sebagai guru terbaik menunjukkan bahwa melimpahnya sumber daya alam (SDA) tidak otomatis membuat suatu negara sejahtera. SDA yang melimpah membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengelolanya. Visi besar yang diutarakan Presiden Jokowi pada momen peringatan Kemerdekaan Indonesia adalah “SDM unggul Indonesia maju” mengisyaratkan bahwa kini saatnya membangun SDM. SDM Indonesia yang pada tahun 2019 mencapai 26 Read the rest of this entry

Pemberdayaan Pemulung Kota Bogor untuk Mengolah Sampah Pasar Menjadi Silase Pakan dalam Upaya Mencapai Pasar Kota Bogor Zero Waste

Bogor merupakan salah satu kota yang strategis, letaknya yang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara. Posisi yang stategis ini mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, perdagangan, dan pariwisata. Berbagai tantangan hadir mengisi kedinamisan kota ini. Salah satu tantangan yang dihadapi kota yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 1 juta adalah dalam bidang lingkungan, sosial dan ekonomi.

Kepadatan penduduk Kota Bogor berbanding lurus dengan limbah yang dihasilkan. Tak hanya limbah domestik rumah tangga tapi juga limbah pasar yang merupakan hasil samping aktivitas jual beli yang tak dapat dielakkan. Sampah pasar di Kota Bogor menduduki peringkat kedua sumber sampah setelah sampah rumah tangga dengan persentase 11.3%.

Hasil telaah internal PD Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ) menunjukkan total sampah dari seluruh pasar di Kota Bogor adalah 68.2 m3 dengan persentase 80% berupa sampah organik. Sampah organik ini berupa sayur-sayuran, buah-buahan dan sisa makanan.. Tingginya sampah organik tersebut dapat menjadi ancaman sekaligus potensi ekonomi. Penanganan sampah organik ini perlu dilakukan dengan cepat karena pembusukan akan segera terjadi sehingga menimbulkan bau yang tak sedap. Selain mudah membusuk, penumpukan sampah organik ini mengurangi estetika kota dan berpotensi untuk menjadi sumber penyebaran penyakit.

PD Pasar Pakuan Jaya merupakan BUMD milik pemerintah Kota Bogor yang memiliki mandat untuk mengelola seluruh pasar di Kota Bogor. Berdasarkan Perda No 9 Tahun 2012 PD Pakuan Jaya berkewajiban memiliki instalasi pengolahan sampah. Upaya pengelolaan yang selama ini dilakukan oleh PD PPJ adalah dengan mengangkut sampah pasar ke TPA yang bekerja sama dengan DLHK. Namun, pengangkutan ini mengeluarkan biaya yang cukup tinggi. Upaya lain yang telah dilakukan yaitu dengan membakar sampah menggunakan alat insenerator. Saat ini alat tersebut tidak dioperasikan karena menimbulkan polusi udara dan suara sehingga mengganggu masyarakat sekitar.

            Komposisi sampah pasar yang sebagian besar berupa sampah organik ini memiliki potensi yang besar untuk diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Beberapa kajian mengenai pengolahan sampah pasar adalah penelolaan secara terpadu dengan melibatkan seluruh komponen terkait di pasar tersebut. Adapun komponen yang terkait dalam pengelolaan sampah adalah PD PPJ selaku pengelola pasar Kota Bogor, pedagang, petugas DLHK dan pemulung. Semua komponen tersebut membentuk suatu sistem yang tak dapat dipisahkan.

Pemulung merupakan bagian dari  hiruk pikuk masyarakat perkotaan. Berbicara mengenai pemulung erat sekali kaitannya dengan sampah. Mereka adalah golongan sosial yang bermata pencaharian mengumpulkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi. Tak disangka, mereka berperan penting dalam kebersihan lingkungan dan menjadi ujung tombak industri daur ulang. Beberapa informasi menarik dari hasil penelitian dosen ITB di Kota Bandung mengenai pemulung, yaitu pemulung di Bandung didominasi usia produktif angkatan kerja.

Memulung merupakan pekerjaan yang dianggap mudah, tak memerlukan modal dan tidak terikat waktu sehingga banyak digeluti masyarakat rentan. Namun, bagi sebagian besar pemulung menganggap memulung memerlukan mental yang kuat dan keseriusan. Bukti keseriusan kerja pemulung adalah jam kerja pemulung yang berkisar jam 4.00-19.00, bahkan media daring Bogor melansir pemulung di Kota Bogor mulai beroperasi sejak tengah malam. Sebesar 70% responden dalam penelitian Sketsa Pemulung di Kota Bandung menjadikan memulung sebagai mata pencaharian utama. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pemulung menginginkan usaha dalam bidang mengelola limbah mengalami.

Karakter pemulung yang tekun, serius dan memiliki keinginan untuk maju cocok untuk diberdayakan dalam mengelola sampah pasar. Sampah pasar ini dilakukan secara terpadu dan terspesifikasi sesuai komponen sampah. Sampah sayur hijauan yang mendominasi sampah pasar diolah menjadi silase, sampah anorganik didaur ulang dan sampah buah-buahan dijadikan kompos.

Silase merupakan pakan ternak hasil pengolahan hijauan melalui proses fermentasi. Limbah pasar berupa sayur dapat menjadi bahan baku pembuatan silase. Silase ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Kondisi iklim Bogor yang saat ini tak menentu dan pertumbuhan penduduk di Kota Bogor yang cukup tinggi mempegaruhi ketersediaan pakan hijauan. Ketersediaan pakan hijauan ini memiliki urgensi yang tinggi karena akan mempengaruhi produktivitas ternak.

Keuntungan pakan berupa silase, yaitu dapat disimpan lama, bebas mikroba patogen, praktis, palabilitas cukup baik dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Teknologi tepat guna ini dapat menjadi jawaban beberapa permasalahan di Kota Bogor. Pengolahan limbah organik pasar dapat menjawab permasalah lingkungan atas penumpukan sampah. Silase yang dihasilkan tersebut dapat dijual sehingga diharapkan berperan serta dalam menjaga ketersediaan pakan hijauan ternak. Pemberdayaan pemulung menjadi mitra PD PPJ pengolahan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pemulung.

Pencapaian pasar Kota Bogor sebagai pasar yang zero waste ini memerlukan komitmen dari berbagai komponen pasar, mulai dari Pemda sebagai pembuat regulasi, PD PPJ sebagai pelaksana teknis, pedagang sebagai donor sampah, pemulung sebagai mitra PD PPJ dalam mengelola sampah mulai dari pengumpulan, pemilahan, fermentasi sampai pengemasan. Pemasaran silase ini dilakukan oleh PD PPJ atau dilakukan kerja sama dengan instansi yang memiliki peternak binaan.

3×4 Rumus Rumah Tangga Islami

Welcome Desember 😀 Semoga tidak terlalu terlambat mengucapkan ini. Bagi banyak orang Desember itu hari bahagia, terbukti dengan berseliwerannya undangan akad dan walimatul’ursy di setiap akhir pekannya. Seperti hari ini, hari Sabtu pekan ketiga Desember. Pagi ini saya beserta suami bergegas menuju tempat akad salah seorang saudara serahim tarbiyah dan dakwah. Setiap kali mendapatkan undangan pernikahan saat itu pula kami biasanya mengejar untuk bisa menghadiri akad nikahnya. Salah satu alasannya adalah untuk me-refresh kembali niat merenda rumah tangga, menambah ilmu dan mengingatkan kembali prinsip berumah tangga sesuai Islam.

Alhamdulillah saat kami tiba di tempat akad khutbah nikah masih berlangsung. Khutbah nikah disampaikan oleh ustadz sekaligus dosen kami, yaitu Prof. Dr. ir. Achmad, MS. Ternyata rumah tangga Islami itu ada rumusnya lhooo.. Rumusnya apa? Yuk kita simak rangkuman 3×4 rumus Rumah Tangga Islami.

3 Kewajiban Suami (Hak Istri)

1. menjaga diri dan keluarganya dari api neraka

2. memberi nafkah yang halal dan thoyyib

3. mempergauli istri dengan ma’ruf

3 Kewajiban Istri (Hak Suami)

1. menaati suami di jalan Allah

2. memelihara serta menjaga kehormatan diri, keluarga dan hartanya

3. berakhlak mulia pada suaminya

3 Kewajiban Bersama (Hak Istri dan Suami)

1.mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah

2. bekerja sama melahirkan anak yang shalih dan shalihah

3. bekerja sama dalam perbaikan ummat (dakwah)

3 Ukuran Kesuksesan

1. akidah/keimanan meningkat

2. Ibadah meningkat

3. kinerja dakwah meningkat

Penyampaian ustadz yang khas dan bernas cukup membuat saya berpikir keras dan bergumam dalam hati. “Astaghfirullah... ternyata masih banyak yang harus diperbaiki untuk dapat melampaui ukuran kesuksesan rumah tangga islami, hiks..” Semoga Allah masih memberikan kesempatan. Semoga serenade barakah yang telah lama kami senandungkan tak lekas mati dan menghilang.

1798638_10201864802700111_735560546506393459_n

Kita Mulai dengan Bismillah yu… *Catatan untuk yang (selalu) menunda menjemput “Aisyah” karena “Maisyah”

Celotehan seseorang membangkitkan ingatan mengenai cerita yang (agak) tragis yang pernah saya baca yang (sepertinya) fiktif.

Al-kisah, ada seorang ikhwan aktivis dakwah nan sholih yang tengah menempuh studi S1-nya di perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Layaknya seorang aktivis yang memiliki semangat akan kebaikan, begitu ia mendapatkan materi mengenai fiqh munakahat di liqoannya ia sangat bersemangat untuk segera mengaplikasikannya. Terlebih ada akhwat yang beberapa pekan ini membuatnya sangat sulit menahan pandangannya. Dengan berbekal semangat akhirnya ia menyampaikan maksud baiknya pada kedua orang tuanya. Ternyata, layaknya orang tua pada umumnya niat baiknya belum disetujui, orang tuanya akan menyetujui jika ia telah lulus S1. Tantangan yang diberikan orangtuanya membuatnya bersemangat untuk segera menyelesaikan penelitian yang saat itu baru saja dimulai. Selang enam bulan ia telah bergelar S.Si. Segera ia menyampaikan kembali niat baiknya tersebut. Kini ayahnya yang menjawab, “Nak, kamu kan baru saja lulus belum berpenghasilan. Mau dikasih makan apa anak-istrimu nanti. Mapan dulu lah baru kami izinkan”. Dengan berat hati ia mengikuti saran ayahnya, ia mulai menjadi job seeker. Waktu berlalu akhirnya ia mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan bergengsi. Kembali ia menyampaikan maksudnya pada orang tuanya. Namun. lagi-lagi ayahnya belum menyetujui sebelum ia mempunyai rumah untuk tempat tinggal ia dan istrinya kelak. Tahun terus berganti rumah yang disyaratkan orang tuanya baru saja selesai dibangun. Malangnya, orang tuanya mensyaratkan anaknya untuk memiliki mobil. Padahal waktu kian berlalu dengan cepat. Kini semua syarat orang tuanya sudah terpenuhi. Namun, anaknya tak lagi menyampaikan maksudnya kepada orang tuanya. Ayahnya kemudian bertanya, “Nak, bagaimana dengan rencana pernikananmu itu? Ayah telah sangat ingin menimang cucu” Anaknya dengan muram menjawab, “Kini saya telah mapan seperti yang ayah syaratkan untuk menikah, tapi usia saya kini ta lagi muda yah.. Siapa pula gadis yang mau menikah dengan bujangan berusia 50 tahun seperti saya”.

Ceritanya tragis kan? meskipun ini (sepertinya) cerita fiktif, tapi tak jarang jika seorang laki-laki menyampaikan niatnya untuk menikah muda biasanya orang tua ataupun (calon) mertua akan memberikan saran untuk menikah setelah mapan, minimal setelah memiliki pekerjaan tetap. Bagi seseorang yang membesarkan putrinya selama bertahun-tahun dengan keringat dan darah pastinya ingin putrinya bahagia kelak saat menikah. Begitu pula orang tua sang lelaki akan sangat khawatir anaknya menderita dengan tambahan tanggungan istrinya kelak jika belum berpenghasian. Namun, bagi seorang aktivis yang terbiasa melobi kakak tingkat, dosen, bahkan pejabat menyakinkan orang tua dan (calon) mertua bukanlah hal yang tak mungkin meski harus diperjuangkan. Sebagai seorang muslim yang yakin akan janji Allah, tentu tak akan risau akan rizki yang sudah diatur oleh-Nya. Jadi, jika telah siap apa yang ditunggu lagi? Menunggu mapan seperti cerita di atas? Tentu tidak bukan? Jangan sampai kisah itu menjadi nyata ya akhi… hehehe

Masih belum yakin juga? Ini janji Tuhan Pemilik Semesta Alam yang tidak akan pernah ingkar. Pasti deh!

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”(An Nuur 32)

Masih belum mantap juga? Khawatir akhwatnya menolak pinangan gegara belum mapan? Sebagai seorang akwat yang sudah pernah dipinang orang saya akan sedikit menyampaikan suatu hal yang (semoga) meyakinkan.

Mapan itu bukanlah standar kebahagiaan dalam rumah tangga. Saya berani menyatakan ini karena saya telah mengalami pernikahan meskipun baru saja genap lima bulan. Namun, lima bulan pernikahan ini meyakinkan bahwa bahagianya sebuah pernikahan bukan karena materi yang sebelumnya ibu saya syaratkan bagi (calon) suami saya. Kebarakahan dan sakinah yang selama ini didambakanlah yang (sepertinya) membuat kami bahagia merenda rumah tangga.

Bagi seorang akhwat yang beriman bahwa rezeki telah Allah atur adalah keyakinan yang perlu dipegang erat dalam nurani. Sehingga sebisa mungkin seorang istri tak merisaukan suami akan maisyah yang di luar batas kemampuannya. Logika manusia tak akan pernah dapat melampaui logika  Allah. Begitu pula dengan hitungan matematis rezeki, jangan pernah kita menghitungnya dnegan logika manusia yang terbatas.

Keyakinan bahwa kesuksesan adalah sebuah proses pun akan membuat kami (para akhwat) belajar untuk menghargai proses itu. Tak hanya menghargai, tapi juga menikmati. Agar setiap proses itu berbekas di hati menjadi sebuah pelajaran hidup yang tak ternilai. Setiap peristiwa dalam proses itu pun (semoga) membuat kami (para akhwat) menajadi lebih bijak dan qana’ah.

Kami (para akhwat) yang rindu akan kebarakahan dalam menyempurnakan agama tentu tak akan memasang standar duniawi untuk memilih seorang suami.  Jadi, tunggu apa lagi? Jika telah siap dan ada calon (akhwatnya) segera dihalalkan. Kriteria untuk mencapai kesiapan? Ah, sepertinya tak perlu saya ingatkan lagi di sini bukan… Segera jemput (calon) ‘Aisyahmu wahai ikhwan karena maisyah itu dapat diupayakan. yuk dimulai dengan Bismillah… 🙂

Janji-Allah-Setelah-Pernikahan

Dua Garis Merah Ituuuu..

Pernikahan itu adalah laboratorium kehidupan senyata-nyatanya. Malam itu, praktikum Fungsi Hayati Hewan yang biasa dikenal FHH oleh anak biologi serasa terulang kembali. Praktikum mengenai pengecekan kehamilan dengan berbagai metode, salah satunya adalah metode BCG. Bedanya, dulu saat praktikum menggunakan metode itu tak ada desir aliran darah dan detak jantung yang berlarian. Ringan saja rasanya, ketawa-ketiwi dengan lepas layaknya bocah. Namun, saat praktikum saat ini terasa berbeda sekali rasanya, meski tak ada asisten praktikum yang mengawasi rasanya campur aduk sekali. Percampuran antara rasa ingin tahu dan kecemasan yang berlebihan. Berulang kali petunjuk penggunaan test pack itu dibaca, kentara sekali tangan bergetar saat akan menyelupkannya pada urine di wadah. Dua detik berlalu cairan urine itu merambati test pack, satu garis. Beberapa detik kemudian satu garis merah itu genap menjadi dua garis…. Aaarrgghh my goodness >,< dua garis, dua garis, dua garisssss…

 IMG-20140621-00482

berarti positif hamil. Masya Allah… Rasa bahagia, sedikit tak percaya dan rasa lainnya berloncatan di dada. Alhamdulillah Engkau telah menitipkan janin ini pada kami.
Kini, janin kami sudah berusia kurang lebih dari 16 pekan. Ruh telah ditiupkan pada janin kami. Bahagia rasanya saat melihat janin kami di layar monitor USG saat berusia dua bulan lebih tiga hari. Kerlap-kerlip detak jantungnya sungguh memukau kami yang menatap monitor tersebut. Beberapa hari lalu kami pun akhirnya dapat mendengar detak jantung janin itu. Bahagia membuncah dada saat itu diperdengarkan. Perkembangan anak manusia yang selama ini saya pelajari di bangku kuliah kini tengah terjadi di perut saya.

IMG-20140719-00598
Haru terkadang tiba-tiba menyeruak karena Maha Baiknya Allah yang telah menitipkan janin ini pada kami. Kami yang masih berusaha memantaskan diri untuk menjadi orang tua yang baik untuk calon anak ini. Terlebih saya yang benar-benar berpengaruh langsung pada perkembangan janin ini, terkadang saya lupa ada janin di perut ini. Kebiasaan loncat-loncat dan berlari terkadang masih dilakukan, lupa ada janin di perut, hikkkssss…. Kebiasaan makan pedas dan makanan favorit yang (terkadang) tidak begitu sehat masih (agak) sulit dihentikan sepenuhnya. Harus belajar menahan ego demi calon dedek bayi di perut ini.

Sejatinya ini adalah pelatihan yang Allah berikan untuk mempantaskan kami untuk menjadi orang tua. Pelatihan meredam ego masing-masing. Pelatihan untuk lebih saling menyayangi, dan pelatihan-pelatihan lainnya. Yoshhh, dua garis merah itu akan mengubah cerita rumah tangga kami. Dua garis merah itu juga akan memeriahkan nada cerita dalam perjalanan pernikahan kami. Semoga keberkahan senantiasa mengalun dalam setiap nada serenade barakah kami 🙂

Dan orang-orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah untuk kami isteri-isteri dan anak keturunan kami yang menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Al-Furqan: 75)


Rindu Ramadhan itu… *Catatan menjelang 10 hari pertama

Rindu Ramadhan itu…

Kala lisan senantiasa mengucap doa agar diberkahi di bulan Rajab dan Sya’ban serta disampaikan pada bulan Ramadhan. Begitu ingin usia ini Allah sampaikan pada bulan istimewa ini.

Rindu Ramadhan itu…

Saat para ustadz/ah begitu bersemangat memaparkan keistimewaan Ramdhan beserta dalam kuliah singkat bertajuk tahrib Ramdhan. Tak lupa bahasan singkat tentang fiqh shaum dan amalan lain.

Rindu Ramadhan itu…

Ketika masyarakat ramai berbondong-bondong menghidupkan masjid untuk melaksanakan tarawih perdana. Semburat bahagia terulas jelas pada wajah-wajah jamaah. Keceriaan anak kecil meningkahi kebahagiaan tenggelamnya senja di bulan Sya’ban, bersiap menyambut malam Ramadhan.

Rindu Ramadhan itu…

Indahnya menjemput barakah di seperempat malam Ramadhan, bersahur. Perjajian teguh pun mengubah sahur Ramadhan ini berbeda dengan hadirnya pendamping hidup.

Rindu Ramadhan itu…

Ramainya pelataran masjid, pinggir-pinggir jalan, dan toko-toko yang berlomba menjual sajian khas Ramadhan. Riuh. Penuh antusias untuk menyegerakan berbuka ketika waktunya kelak.

Rindu Ramdhan itu…

Ramainya sekitar dengan lantunan tilawah, mudah rasanya menemukan lantunan Al-Quran itu diperdengarkan. menghidupkan bulan diturunkannya Al-Quran.

Rindu Ramadhan itu…

Wah?! Tetiba sudah memasuki hari kesembilan Ramdhan. Sepuluh hari pertama akan segera terlewati. Sudah seberapa jauh menghidupkan Ramdhan dengan pelipatgandaan amal sholih? Hiks… jika masih menyedihkan, ayo berlari mengejar sepuluh hari kedua dan ketiga. Yossshhhh!

Selamat bertemu di Puncak Kesuksesan :)

“Jika mereka bertanya kepadamu tentang SEMANGAT jawablah bahwa bara itu masih tersemat dalam dadamu! Bahwa api itu masih bersemayam dalam dirimu! Bahwa MATAHARI itu masih terbit di hatimu! Bahwa LETUPAN itu siap meledak dalam duniamu! katakan itu kepada mereka, orang-orang yang ragu kemampuan dirimu, karena MIMPIMU saat ini adalah KENYATAAN untuk esok”
[Hasan Al-Banna]

Kutipan di atas saya temukan di mading masjid kampus, masya Allah ini seakan membuat dunia ini lebih benderang. Kurang lebih dua bulan terlalu menikmati episode baru sebagai seorang istri cukup mengalihkan dari bangunan mimpi yang belum selesai dibangun. Semua yang dilakukan serasa lambat. Tidak progresif. Tak heran orang terdekat menyampaikan bahwa, “Ko kayak bukan Yani sih, Yani yang dulu mana?” Hiks, cukup sedih dengan pernyataan sekaligus pertanyaan itu. Tapi, biarlah itu menjadi tamparan untuk menyadarkan bahwa pernikahan itu bukan excuse untuk meninggalkan bangunan mimpi yang rumpang.

Perlahan langkah menuju bangunan mimpi itu sudah terjejak! Saya memang bukan Yani yang dulu karena sudah saatnya semangat, kepribadian, pemikiran dan mimpi beribu kali lipat lebih DAHSYAT setelah menikah. Oke, jalan yang ditempuh memang agak berputar. Tak apa, hanya ini yang ingin saya sampaikan, selamat bertemu di puncak kesuksesan 🙂

Depan Mading Al-Huriyyah, 13 Juni 2014

Dicari pemimpin Sekaliber Imam Sholat! *refleksi sholat berjamaah

pemimpinBerbagai media mulai ricuh dengan isu calon orang nomor satu di Indonesia. Berbagai upaya dilancarkan timses dan simpatisan. Serang menyerang kadang membuat kabur informasi sesungguhnya. Tapi, jangan bingung dulu, cek aja kriteria pemipin menurut Allah. Bingung kriterianya apa aja? Pernahkah terpikirkan bahwa dalam shalat berjamaah tersirat kriteria pemimpin ideal. Ngga percaya? Check this out 🙂

  1. Allah oriented. Niat adalah hal pertama yang dilakukan sebelum shalat berjamaah atau munfarid. Tak hanya shalat tapi semua ibadah, niat menjadi sesuatu yang pertama dan utama untuk diperhatikan. Niat yang harus selalu ada dalam diri pemimpin dan yang dipimpin adalah ikhlas karena Allah.
  2. Komando dalam proklamasi amal. Takbiratul ihram adalah proklamasi amal. Imam memberikan komando dan makmum dengan sigap dan siap mengikuti apa yang diintruksikan oleh imam. Pada bagian ini imam dan makmum sama-sama membesarkan Allah. Artinya dalam setiap langkah memimpin atau dipimpin seluruh ketentuan Allah harus dijadikan pedoman.
  3. Teladan bagi makmumnya. Gerakan imam akan diikuti oleh makmumnya tanpa ada tawar menawar. Begit pula dengan ucapannya akan direspon oleh makmum dan diikuti dalam hati. Oleh karena itu, imam harus memantaskan diri untk ditiru oleh makmumnya. Salah satunya adalah bacaan dan gerakannya harus sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Teladan terbaik sepanjang masa yang Allah daulat pada surah Al-Ahzab:
  4. Siap diingatkan jika salah. Hal ini tercermin dalam sholat, jika imam salah gerakan maupun bacaan makmum berkewajiban mengingatkannya tanpa ragu. Oleh karena itu, orang yang tepat di belakang imam harus menguasai bacaan sehingga bisa mengingatkan imam. Namun, cara mengingatkan imam pun harus sesuai adab. Jika direfleksikan dalam proses memimpin dan dipimpin, menjadi seorang pemimpin itu harus menyiapkan diri sebagai pribadi insyirah husada, lapang dada. Sehingga jika makmumnya mengingatkan ketika salah ia dapat segera memperbaikinya tanpa ada rasa benci. Menjadi pihak yang dipimpin pun harus proaktif saat pemimpin salah maka ia hars mengingatkan dengan cara yang ahsan, tanpa adal niat menjatuhkan. Jangan sampai imam itu dikudeta oleh makmumnya.
  5. Sportif. Legowo untuk mundur jika sudah tidak bisa memimpin lagi. Ketika imam shalatnya batal maka imam harus dengan jujur dan sadar diri mundur dan legowo digantikan oleh makmunya. Begitu pla dalam kehidupan sehari-hari, ketika pemimpin tidak memiliki kapabilitas dan kapasitas untuk memimpin lagi, maka harus siap mundur dan digantikan.

Persoalan pemimpin ini merupakan soal yang darurat, tak bisa ditunda-tunda. Sehingga kita tak bisa menutup mata dalam proses pengusungan pemimpin ini. Mencari yang sempurna? Mungkin sampai kapan pun tak akan pernah menemukannya. Cari yang paling sedikit mudharatnya. Ikhtiar untuk mendapatkan informasi yang objektif itu lebih baik. Selebihnya mintalah petunjuk Allah untuk menuntun memilih pemimpin yang terbaik. Semoga tulisan ini sedikit merefresh kriteria pemimpin yang most wanted dalam waktu dekat ini. Ricuhnya marketisasi calon presiden semoga tak membuat kita jengah berikhtiar mencari tahu mana yang lebih baik, minimal sekaliber ‘kriteria imam sholat’. Dicari pemimpin sekaliber imam sholat!

*disarikan dari ta’lim Riyadhus Shalihin oleh Prof. Achmad

Serenade Barakah #17: Catatan 30 Hari Pernikahan

dedicated to my dearest husband

Suamiku, tak terasa satu bulan lebih kita merenda kisah pernikahan ini. Bak disiram hujan bunga-bunga kasih bermekaran di tetaman hati. Setiap harinya semakin merekah. Semerbak harumnya senantiasa kurindu jika beberapa jenak harus berpisah denganmu. Kehadiranmu seakan mentari yang menghangatkan langit di tetaman jiwa. Meski, perjalanan kisah kita tak selalu manis, tak pernah muncul sesal mengikrarkan janji setia bersama mu. Karena kaulah orang yang Allah pilihkan untukku.

Suamiku, kini saat ku membuka mata pertama kali yang kulihat adalah wajahmu yang begitu kucintai. Teringat saat dulu kita rancang pernikahan ini, berjuta cita akan kisah rumah tangga tergambarkan dalam benak. Kuingin menjadi istri sholihah yang membuatmu senang saat menatapku dan membuatmu tenang saat meninggalkanku sejenak. Kuingin menjadi ustadzah bagi anak-anak kita, anak-anak yang kelak menjadi generasi harapan negeri ini. Kuingin menguatkanmu menjejaki jalan dakwah ini layaknya Khadijah yang senantiasa berada di samping Rasulullah SAW.

Suamiku, indahnya ta’aruf sejati bersamamu. Berjuta kejutan kutemui dalam langkah yang telah terjejak. Kutemukan indahnya kala senyuman merekah di bibirmu. Percayalah, engkau adalah lelaki yang paling tampan dalam hidupku. Kala manisnya canda menyapa jiwa, semuanya terasa indah. Meski tak luput kutemukan senyummu yang pahit dan diammu karena marah.

Suamiku, sungguh aku mencintaimu karena Allah… Begitu berat kukatakan mencintaimu karena-Nya. Sungguh sangat berat… Karena nyatanya aku masih gagap dengan makna itu. Bahkan aku masih mengeja makna prioritas cinta yang Allah firmankan:

“Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At-Taubah: 24)

Suamiku, sungguh aku ingin mencintaimu sesuai kadarnya. Tak ingin cinta padamu meniadakan cinta pada-Nya. Tak ingin pula cinta padamu mematikan cinta pada jihad di jalan-Nya. Malu rasanya diri ini saat mengingat kembali amalan yaumiyah selama sebulan ini. Tilawah kita, qiyamul lail kita, dhuha kita, shaum sunnah kita, dzikir kita… Ya Allah… Sering kali semuanya lalai saat bersamamu. Seringkali terlena saat bercengkrama bersamamu.

Samiku, maafkan aku jika lemahnya imanku mempengaruhimu juga.. Mari kita kembali tata bangunan rumah tangga dakwah full barakah itu… Mulai dari hari ini… Karena kuingin kau tak hanya menjadi kekasih di dunia, namun juga di akhirat. Mari kita kembali mengeja prioritas cinta itu…

                                                                                                            Istrimu,

Dengan Penuh cinta

daun-hijau-embun-love